0
IQPlus, (6/3) - Konferensi Tingkat Menteri ke-13 Organisasi Perdagangan Dunia (KTM13 WTO) sukses menyepakati Paket Abu Dhabi (Abu Dhabi Package) pada penutupan KTM13, Sabtu, (2/3) di Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA).
Namun, KTM13 belum dapat menyelesaikan perundingan pertanian dan subsidi perikanan karena masih lebarnya perbedaan posisi antarnegara anggota.
Hal tersebut menjadi garis besar hasil KTM13WTO yang disampaikan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI Djatmiko Bris Witjaksono pada konferensi pers yang digelar secara daring, Selasa, (5/3).
Paket Abu Dhabi terdiri atas Deklarasi Para Menteri di Abu Dhabi (Abu Dhabi Ministerial Declaration), keputusan aksesi, reformasi penyelesaian sengketa, program kerja niaga elektronik, dan isu pembangunan.
"Deklarasi Abu Dhabi sangat kental dengan komitmen pengarusutamaan dimensi pembangunan agar negara berkembang dan negara kurang berkembang (LDCs)dapat terintegrasi ke dalam sistem perdagangan multilateral. Tentunya, Indonesia menyambut baik dan selalu mendukung sentralisasi dimensi pembangunan di WTO, serta siap berperan aktif dalam berbagai pembahasan isu pembangunan di WTO selanjutnya,"ujar Djatmiko yang juga merupakan Ketua Delegasi RI pada KTM13.
Djatmiko mengatakan, Deklarasi Abu Dhabi sebagai dokumen utama mencakup komitmen politis mengenai reformasi WTO, peningkatan ketahanan rantai pasok global, kontribusi dalam pencapaian UN 2030 Agenda Sustainable Development Goals,pemberdayaan perempuan, fasilitasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), perdagangan jasa,dan kesiapan menghadapi pandemi di masa depan.
Deklarasi Abu Dhabi mendorong integrasi negara berkembang dan LDCs ke dalam perdagangan internasional melalui penekanan kembali sentralisasi dimensi pembangunan di dalam agenda kerja WTO, transfer teknologi, prioritas terhadap kebutuhan khusus negara-negaraLDCs, dan peningkatan Aid for Trade Initiative.
KTM13 ditutup Menteri Negara Perdagangan Luar Negeri PEA Thani bin Ahmed Al Zeyoudi dan Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala.
Gelaran KTM13 yang dilaksanakan di tengah berbagai tantangan global seperti tensi geopolitik, perang dagang, pandemi, hingga ketahanan pangan akhirnya dapat diselesaikan dengan hasil yang disinyalir dapat berkontribusi kepada WTO untuk menghadapi tantangan-tantangan global tersebut.
Pencapaian bersejarah dicatatkan WTO dengan terlahirnya kesepakatan aksesi dua negara anggota WTO baru yaitu Komoro dan Timor Leste. Kedua negara bergabung dengan WTO setelah sukses menuntaskan rangkaian proses aksesi melalui program ekstensif reformasi domestik untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Perluasan keanggotaan ini resmi mengantar WTO untuk mempunyai 166 negara anggota. (end)
KEMENDAG : KTM KE-13 WTO SEPAKATI PAKET ABU DHABI
06 Mar 2024