0
IQPlus, (5/4) - Bursa saham di Asia-Pasifik dibuka melemah pada hari Jumat, mencerminkan pergerakan di Wall Street setelah komentar dari pejabat Federal Reserve AS memicu kekhawatiran bahwa bank sentral dapat menunda penurunan suku bunga.
Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari pada hari Kamis menyatakan keraguannya atas bank sentral yang akan memangkas suku bunga jika inflasi tetap stabil.
Harga minyak terus naik, dengan minyak mentah WTI melampaui $86 per barel untuk menguji level tertinggi enam bulan. Harga minyak mentah Brent juga mencapai level tertinggi baru dalam enam bulan di $90,65.
Sementara itu belanja rumah tangga Jepang pada bulan Februari turun jauh lebih kecil dari perkiraan, turun 0,5% YoY secara riil, dibandingkan dengan ekspektasi Reuters yang memperkirakan penurunan sebesar 3%.
Serikat pekerja di Jepang mendapatkan kenaikan gaji yang besar bagi para pekerja dalam negosiasi upah “shunto” pada bulan Maret, yang diperkirakan akan mendorong belanja konsumen.
S&P juga akan merilis angka aktivitas bisnis untuk Hong Kong, sementara Reserve Bank of India akan mengumumkan keputusan suku bunganya hari ini. Jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom memperkirakan RBI akan mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya di 6,5%.
Di Australia, S&P/ASX 200 turun 0,44% pada pembukaan dan Nikkei 225 Jepang turun 1,59% setelah sempat melewati angka 40.000 pada hari Kamis, sedangkan Topix berbasis luas turun 1,15%.
Kospi Korea Selatan turun 0,79%, membalikkan kenaikan setelah indeks acuan utama Asia pada hari Kamis, sementara saham berkapitalisasi kecil Kosdaq turun 0,84%.
Namun, indeks Hang Seng Hong Kong diperkirakan akan naik karena perdagangan dilanjutkan setelah hari libur, dengan HSI berjangka di 16,860, dibandingkan dengan penutupan HSI di 16,725.1.
Semalam di AS, ketiga indeks utama melemah, dengan Dow Jones Industrial Average turun 1,35% untuk mencatat sesi terburuk sejak Maret 2023, dan mencatat hari kekalahan keempat berturut-turut. S&P 500 turun 1,23%, sedangkan Nasdaq Composite yang padat teknologi melihat kerugian terbesar sebesar 1,40%.
Samsung Electronics pada hari Jumat mengatakan pihaknya memperkirakan akan melaporkan lonjakan laba operasional kuartal pertama sebesar 931% di tengah pemulihan harga chip memori.
Laba operasional dalam tiga bulan yang berakhir pada bulan Maret kemungkinan meningkat menjadi 6,6 triliun won Korea ($4,89 miliar), melebihi ekspektasi analis LSEG sebesar 5,24 triliun won. Laba pada periode yang sama tahun lalu adalah 0,64 triliun won.
Harga chip memori mengalami penurunan drastis karena kelebihan persediaan pasca-Covid, sementara pasar ponsel pintar dan PC terkena dampak lemahnya permintaan. (end/cnbc)
PASAR ASIA-PASIFIK DIBUKA MELEMAH JUMAT PAGI
05 Apr 2024