IQPlus, (1/8) - PT TIMAH Tbk (TINS) hari ini mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian untuk periode yang berakhir 30 Juni 2024. Harga logam timah London Metal Exchange (LME) melonjak di semester I-2024 dan ditutup di harga USD33.000 per metrik ton pada akhir Juni 2024. Sementara, produksi timah dunia mengalami penurunan yang diakibatkan oleh terbatasnya pasokan logam timah dari Indonesia, Myanmar dan Republik Demokratik Kongo ditengah ketidakpastian kondisi ekonomi dan politik global yang masih berlanjut mendorong kenaikan harga logam timah.
Berdasarkan CRU Tin Monitor, produksi logam timah dunia di semester I-2024 diperkirakan turun 6,7% (YoY) menjadi 169.800 ton. Sementara, persediaan timah di gudang LME pada akhir Juni 2024 berada di posisi 4.770 ton, turun 36% dari awal tahun 2024 di posisi 7.450 ton.
Kondisi tersebut berdampak baik bagi Perseroan sehingga Perseroan berhasil meningkatkan laba bersih sebesar 2570% menjadi Rp434,48 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Seiring berjalannya perbaikan tata kelola pertambangan dan niaga timah Indonesia, peningkatan produksi bijih timah, membaiknya harga jual rerata logam timah serta efisiensi yang dijalankan Perseroan pada semester I-2024 jika dibandingkan tahun sebelumnya berdampak positif pada kinerja keuangan Perseroan sehingga Perseroan mencatatkan kenaikan laba bersih yang cukup signifikan di Semester I-2024.
Perseroan secara bertahap memperbaiki kinerja operasi produksi dengan menambah jumlah unit tambang darat, pembukaan lokasi baru, jumlah kapal isap produksi yang beroperasi, serta tetap fokus pada program efisiensi berkelanjutan di seluruh lini bisnis Perseroan," ujar Fina Eliani Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT TIMAH Tbk dalam siaran pers (31/7).
Kinerja Operasi
Sampai dengan semester I-2024, TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 10.250 ton atau naik 32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7.755 ton. Adapun produksi logam naik 19% menjadi 9.675 ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8.100 ton, sementara penjualan logam timah turun 0,1% menjadi 8.299 ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8.307 ton.
Harga jual rata-rata logam timah sebesar USD30.397 per metrik ton atau naik 13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD26.828 per metrik ton. Dalam kurun waktu tersebut, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 90% dengan 6 besar negara tujuan ekspor meliputi Singapura 18%; Korea Selatan 16%; India 13%; Amerika Serikat 10%; Jepang 8% dan Belanda 6%.
Kinerja Keuangan
Pada semester I-2024, Perseroan berhasil mencatatkan laba positif sebesar Rp434,48 miliar atau 151% dari target yang sudah ditentukan Perseroan.
Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp5,21 triliun meningkat 14% dari Rp4,57 triliun di semester I-2023 ditengah kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 13% dari USD26.828 per metrik ton di semester I-2023 menjadi USD30.597 per metrik ton di semester I2024.
Disisi lain, harga pokok pendapatan Perseroan turun sebesar 4%dari Rp4,16 triliun disemester I-2023 menjadi Rp3,99 triliun di semester I-2024. Sehingga Perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp688 miliar dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp1,21 triliun atau 227% dari semester I-2023.
Nilai aset Perseroan pada semester I-2024 naik 3% menjadi Rp13,25 triliun dari Rp 12,85 triliun pada posisi aset akhir tahun 2023. Sementara, posisi liabilitas Perseroan turun 2% sebesar Rp6,48 triliun, dibandingkan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp6,61 triliun dikarenakan berkurangnya interest bearing debt.
Posisi ekuitas sebesar Rp6,77 triliun, naik 8% dibandingkan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp6,24 triliun.
Kinerja keuangan Perseroan menunjukkan hasil yang baik, terlihat dari beberapa rasio keuangan penting di antaranya Quick Ratio sebesar 47,4%, Current Ratio sebesar 162,9%, Debt to Asset Ratio sebesar 48,9%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 95,6%.
Kondisi saat ini dan prospek ke depan
Harga rata-rata logam timah CSP di LME pada semester I-2024 naik 11% menjadi USD29.299 permetrik ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD26.301 per metrik ton serta proyeksi harga timah versi Bloomberg di kisaran USD28.000 - 30.000 per metrik ton.
Berbagai upaya dilakukan oleh Perseroan untuk meningkatkan kinerja operasi produksi, salah satunya dengan penambahan jumlah unit produksi darat maupun laut serta pembukaan lokasi baru.
Sejalan dengan upaya tersebut, Perseroan pun melakukan beberapa inisiatif strategis seperti peningkatan sumber daya dan cadangan secara organik/anorganik, penambahan alat penambangan, digitalisasi bisnis proses untuk mendukung efektivitas operasi, optimalisasi penambangan dan pengolahan timah primer, peningkatan produktivitas dan jumlah unit produksi darat maupun laut melalui percepatan pembukaan lokasi baru serta efisiensi berkelanjutan di seluruh lini bisnis untuk mencapai target produksi Perseroan di tahun 2024. (end)
KINERJA PRODUKSI MENINGKAT, LABA BERSIH TINS TERBANG DI SEMESTER I-2024
01 Aug 2024