IQPlus, (25/10) - Untuk semakin mendukung aktivitas dan menjawab tantangan yang semakin dinamis, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag, Belanda, berkolaborasi bersama PT Global Sukses Solusi Tbk (RUNS) akan mengembangkan aplikasi yang akan digunakan secara internal di atas RUN System Low-Code Platform. Hal tersebut dinilai sebagai langkah strategis bagi KBRI Den Haag untuk terus melakukan transformasi digital, selain tentunya untuk peningkatan sinergi, juga untuk semakin mendukung layanan kepada masyarakat. KBRI Den Haag yang memiliki fungsi dan peran penting dalam pelaksanaan diplomasi Indonesia guna menjembatani hubungan kedua negara, mengelola berbagai urusan diplomasi dan kerja sama di bidang politik dan hukum, ekonomi, hingga promosi budaya. Mereka juga aktif memfasilitasi berbagai kegiatan ekonomi dan bisnis, terutama di bidang investasi dan perdagangan, yang tentunya menguntungkan bagi kedua negara. Dalam siaran pers RUNS (25/10) disebutkan Mereka terus berupaya meningkatkan kerja sama dengan berbagai institusi di Belanda, termasuk di bidang keuangan, ekonomi sirkuler, pendidikan, teknologi, serta pembangunan berkelanjutan. Dilansir dari ITA, Belanda merupakan Pusat Logistik Eropa. Berkat lokasi strategisnya tersebut, Belanda menjadi gerbang utama perdagangan untuk masuk ke pasar Eropa, dengan pelabuhan Rotterdam sebagai pelabuhan terbesar di Eropa dan Bandara Schiphol sebagai hub transportasi global. Demi mendukung produktivitas dan efisiensi kegiatan yang kompleks tersebut, KBRI Den Haag mempercayakan implementasi RUN System Low-code Platform untuk mendukung kebutuhan digitalisasi dukungan layanan dan aset manajemennya. Pembuatan aplikasi manajemen aset dan layanan dengan RUN System Low-code Platform yang dinamakan PLS ini hanya memakan waktu 2 hari. Low-code platform memungkinkan seluruh staf di KBRI membuat, mengelola, dan memodifikasi aplikasi tanpa harus memiliki keahlian dan keterampilan pemrograman yang kompleks, sehingga mengurangi ketergantungan vendor IT. Tidak hanya PLS, masih banyak aplikasi yang dapat dikembangkan dengan RUN System Low-Code Platform untuk menjawab kebutuhan berbagai organisasi dan perusahaan. Saat ini telah tersedia puluhan aplikasi dan masih akan terus bertambah di dalam marketplace platform tersebut. 80% Produk dan Layanan Teknologi dikembangkan secara Mandiri Dilansir dari Gartner, pada tahun 2024 pengembangan aplikasi low-code akan bertanggung jawab atas lebih dari 65% aktivitas pengembangan aplikasi. Berdasarkan prediksi Gartner, diperkirakan pada tahun 2024, sekitar 80% produk dan layanan teknologi akan dibangun oleh individu yang bukan profesional di bidang teknologi. Hal ini terbukti sekaligus menunjukkan peningkatan permintaan untuk solusi low-code di seluruh dunia, termasuk di Belanda. Di Belanda, adopsi platform ini meningkat terutama dalam hal efisiensi operasional dan modernisasi sistem lama. Berdasarkan Maximize Market Research pasar low-code platform di Eropa mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun 2023, nilai pasar global low-code platform mencapai USD 28,16 miliar, dengan Eropa, termasuk Belanda, menjadi salah satu kawasan utama dalam adopsi teknologi ini. Sektor-sektor seperti perbankan, jasa keuangan (BFSI), kesehatan, dan pendidikan di Belanda semakin mengadopsi platform lowcode untuk mempercepat digitalisasi. Diproyeksikan bahwa pasar global ini akan tumbuh pesat dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 27,8% antara tahun 2024 hingga 2030, dan diperkirakan mencapai USD 156,84 miliar pada tahun 2030. Salah satu alasan utama pertumbuhan ini adalah kemampuan low-code dalam mempercepat waktu pengembangan aplikasi. Selain itu, solusi low-code juga memberikan fleksibilitas dalam integrasi dengan sistem eksternal dan menawarkan solusi yang hemat biaya. Terutama dalam hal pengurangan Total Cost of Ownership (TCO). Royhan N. Wahab, Minister Counsellor Ekonomi pada KBRI Den Haag menyampaikan bahwa implementasi RUN System Low-code Platform ini diharapkan selain akan semakin meningkatkan kualitas layanan publik, juga diharapkan akan semakin memperkuat kinerja operasional pada KBRI Den Haag. Solusi ini dirasakan dapat semakin mendukung tugas diplomatik dan memungkinkan KBRI untuk merespons kebutuhan masyarakat dengan lebih cekat & akurat. Dalam menghadapi tantangan digital yang terus berkembang, adopsi teknologi low-code menjadi langkah penting dan strategis bagi KBRI Den Haag untuk tetap relevan. Hal tersebut juga semakin membantu kerja KBRI dalam beradaptasi dengan dinamika global dan semakin memperkokoh hubungan bilateral melaui pelaksanaan diplomasi Indonesia di luar negeri. (end)