IQPlus, (25/10) - Survei sektor swasta menunjukkan aktivitas pabrik Jepang mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut pada Oktober karena permintaan yang lemah dan pesanan yang lemah. Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur Jepang dari Bank Au Jibun turun menjadi 49 pada Oktober dari 49,7 pada September. Indeks tersebut tetap berada di bawah ambang batas 50 yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi selama empat bulan berturut-turut. .Pesanan baru menurun di seluruh manufaktur dan jasa,. kata Ekonom S&P Global Market Intelligence Usamah Bhatti, yang menyusun survei tersebut. "Kondisi permintaan yang buruk tidak terbatas hanya pada ekonomi domestik karena pesanan baru dari luar negeri turun pada laju tercepat sejak Februari 2023," tambahnya, dikutip dari The Business Times, Jumat, 25 Oktober 2024. Subindeks untuk pesanan baru untuk sektor manufaktur menyusut lebih lanjut pada Oktober, setelah tetap berada di bawah ambang batas 50 sejak Juni tahun lalu. Output mengalami kontraksi selama dua bulan berturut-turut pada Oktober. Ekspor Jepang turun untuk pertama kalinya dalam 10 bulan pada September karena permintaan yang lemah di Tiongkok dan melambatnya pertumbuhan AS, data pemerintah menunjukkan minggu lalu. PMI jasa kilat Bank Au Jibun merosot ke 49,3 pada Oktober, kontraksi pertama dalam empat bulan dan level terendah sejak Februari 2022. Angka tersebut berada di 53,1 pada September. Perusahaan-perusahaan di sektor jasa mengatakan pelemahan ekonomi di Jepang dan luar negeri mendorong klien untuk menahan pesanan baru, survei menunjukkan. (end/ba)