IQPlus, (3/10) - PEFINDO menetapkan peringkat idAA- untuk PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan obligasi yang masih beredar. Prospek atas peringkat perusahaan adalah stabil. Peringkat mencerminkan posisi terdepan TPIA dalam industri petrokimia yang didukung oleh sinergi dengan mitra strategis, kegiatan usaha yang terintegrasi secara vertikal dengan fasilitas pendukung yang memadai, serta likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang kuat. Peringkat dibatasi oleh struktur permodalan dan kebijakan keuangan yang moderat, sensitivitas terhadap siklus industri, dan risiko terkait dengan ekspansi proyek-proyek baru. Peringkat ini telah memperhitungkan akuisisi atas Aster Chemicals and Energy Pte Ltd pada April 2025, Chevron Phillips Singapore Chemicals pada Agustus 2025, dan condensate splitter unit pada Juni 2025. Kami melihat bahwa hal ini dapat memperkuat integrasi vertikal dan diversifikasi produk yang akan berpengaruh positif pada posisi pasar dan margin laba dalam jangka menengah sampai panjang, terutama setelah Perusahaan mengoperasikan secara penuh aset-asetnya. PEFINDO berpandangan bahwa tahun 2026 akan menjadi kunci bagi TPIA yang mana Perusahaan diekspektasikan akan memfinalisasi sejumlah proses peremajaan proyek-proyek barunya dan akan mulai menghasilkan margin laba yang positif. Selama proses ini, TPIA kami nilai masih memiliki likuiditas yang cukup dan fleksibilitas keuangan yang kuat untuk membiayai belanja modal, modal kerja, serta utang yang jatuh tempo. Kami dapat menaikkan peringkat jika TPIA memperkuat manajemen operasinya yang tercermin pada kemampuan Perusahaan untuk menghasilkan EBITDA lebih dari yang diproyeksikan dan berdampak positif bagi profil keuangan. Peringkat dapat diturunkan jika kami memandang terjadi penurunan secara terus-menerus dalam profil keuangan Perusahaan karena margin laba yang lebih lemah dari perkiraan sebagai akibat dari kenaikan harga bahan baku atau penurunan harga produk. Hal ini dapat diakibatkan dari permintaan untuk produk petrokimia yang lebihlemah dari yang diantisipasi, terutama di pasar domestik dan regional yang merupakan fokus Perusahaan atau harga bahan baku yang lebih tinggi dari yang diperkirakan. Peringkat juga bisa berada di bawah tekanan jika fleksibilitas keuangan TPIA melemah yang tercermin dari porsi utang yang diperoleh dari bank-bank bereputasi tinggi menurun atau melakukan ekspansi yang didanai dengan utang yang lebih tinggi dari yang diproyeksikan, berdampak pada melemahnya profil keuangan Perusahaan. TPIA merupakan perusahaan kilang minyak dan petrokimia serta bergerak di bidang infrastruktur di Indonesia dan Singapura. Perusahaan memproduksi gas oil, kerosene, gasoline, naphtha, olefins, polyolefin, styrene monomer, butadiene, methyl-tertiary- butyl-ether (MTBE), dan butene-1. Perusahaan memiliki kilang minyak, kompleks ethylene cracker, serta kompleks kimia midstream dan hilir di Indonesia dan Singapura. TPIA juga memiliki 60% saham di PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), perusahaan infrastruktur yang merupakan distributortunggal listrik untuk wilayah 2.666 hektar di Cilegon dan memiliki 320 megawatt (MW) pembangkit listrik combined cycle, pengolahan air dengan kapasitas 4.874 liter per detik, dua dermaga, sembilan kapal gas dan kimia, dan 638 ribu m3 tangki penyimpanan. Per 30 Juni 2025, saham Perusahaan dimiliki oleh PT Barito Pacific Tbk (34,63%), SCG Chemicals PCL (30,57%), PT Top Investment Indonesia (15,00%), Prajogo Pangestu (5,03%), Marigold Resources Pte. Ltd. (3,92%), Erwin Ciputra (0,16%), dan publik (10,69%). (end)