IQPlus, (16/10) - Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi dengan kekhawatiran perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang mereda.
"Rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan menguat di kisaran Rp16.520 - Rp16.620, dampak dari global berlanjutnya tren penurunan index dollar seiring mulai meredanya kekhawatiran perang dagang AS dan China, di mana 'statement' pejabat di kedua pihak meredakan kekhawatiran pelaku pasar," ucapnya di Jakarta, Kamis.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Kamis di Jakarta menguat sebesar 13 poin atau 0,078 persen menjadi Rp16.557 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.570 per dolar AS.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent disebut akan menunda penerapan tarif 100 persen terhadap China menjadi tahun depan.
Tarif yang dimaksud, sebagaimana dilaporkan Anadolu, terkait ancaman Presiden AS Donald Trump terhadap barang-barang dari China dan membatasi ekspor .perangkat lunak penting.. Rencananya, Trump akan memberlakukan pada 1 November 2025 atau lebih cepat, tergantung apa yang dilakukan China selanjutnya.
Ketegangan AS-China kembali muncul setelah China pada Kamis (9/10) mengumumkan pembatasan ekspor unsur tanah jarang yang memperluas kontrol atas teknologi pemrosesan dan manufaktur. Kebijakan tersebut juga melarang kerja sama dengan perusahaan asing tanpa izin pemerintah terlebih dulu. (end/ant)
RUPIAH MENGUAT SEIRING REDANYA KEKHAWATIRAN PERANG DAGANG AS-CHINA
				16 Oct 2025
			




